Bima Suci sebenarnya adalah Raden Bima/Bratasena/Werkodara. Setelah bertemu dengan Dewa Ruci di tengah-tengah Samodra Selatan dan memperoleh ajaran ilmu kasampurnanjati, ilmu manunggaling kawula lan Gusti, kemudian mendirikan pertapaan di wilayah Negara Astina yang disebut pertapaan Arga Kelasa.
Karena ilmu tersebut sangat mulia bagi
kehidupan umat manusia di dunia, maka banyak kaum muda, kaum ksatria dan
kaum tua pun yang berkeinginan menyerap ilmu tersebut, termasuk Pendeta
Kendalisada Begawan Kapiwara atau yang lebih terkenal disebut Resi
Anoman. Mungkin kalau di masa sekarang dapat dipersamakan dengan
timbulnya seorang motivator, seorang psikolog atau psikiater, seorang
konsultan, yang banyak membantu memecahkan kesulitan-kesulitan hidup di
masyarakat.Oleh karena pertapaan Arga Kelasa berada di wilayah Negara
Astina, maka tidak mengherankan bila Prabu Duryudana raja Astina dalam
persidangannya membicarakan perihal keadaan tersebut di atas. Prabu
Duryudana sangat resah hatinya, karena banyak para warga negara Astina
yang terpengaruh oleh ajaran tersebut di atas, sehingga semua warga akan
memihak kepada Sang Bima Suci yang sebenarnya Raden Bratasena atau
Werkodara, salah satu dari Pandawa.
Prabu Duryudana khawatir akan jatuh
kewibawaannya, semua warganya akan memihak kepada Sang Bima Suci, dan
lebih khawatir lagi Negara Astina akan jatuh di bawah kekuasaan Raden
Werkodara yang memang sebenarnya berhak atas negara Astina menggantikan
ayahanda Prabu Pandudewanata. Maka diutuslah Adipati Karna dengan
membawa prajurit ke Arga Kelasa untuk mengusir Buma Suci dan
menghancurkan pertapaannya. Tetapi karena Arga Kelasa dijaga oleh Anoman
dan para putra-putra Pandawa, maka utusan tersebut dapat
dikalahkannya.Kekhawatiran tidak saja terjadi di Arcapada, bahkan di
Kahayangan Suralaya, Batara Guru merasa juga kehilangan kewibawaannya,
oleh karena itu diutusnya Para Dewa untuk menguji sampai di mana tingkat
kebrahmanaan Sang Bima Suci.
Meskipun
bertubi-tubi hambatan yang dialami, Bima Suci tetap mengajarkan ajaran
manunggaling kawula lan gusti, termasuk kepada Raden Arjuna adiknya.
Prabu Pandudewanata ayahnya dan Dewi Madrim ibu tirinya yang
dipersalahkan oleh Para Dewa karena membunuh kijang jelmaan Resi
Kinindama dan dimasukkan ke neraka dapat diampuni oleh Dewata dan
dinaikkan ke Surga Abadi oleh amal-baik Bima Suci. Demikian pula seorang
raja raksasa bernama Prabu Karungkala dapat diruwat sehingga mati
sempurna. Akhir cerita Begawan Bima Suci kembali menjadi Raden Werkodara
berkumpul kembali dengan para Pandawa di Amarta membangun negara,
mensejahterakan dan memakmurkan seluruh rakyatnya. Cerita ini tentunya
tidak ada dalam kitab Mahabarata yang dari India, cerita ini gubahan
atau sanggit murni pujangga atau Dalang di Nusantara ini.
Wayang Bima Suci mirip Raden Werkodara,
hanya saja berbaju, berkain, bersampir di pundak dan bersepatu Dewa,
memakai keris di depan. Tetapi ditunjukkan juga satu wayang berupa
Werkodara hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar