Minggu, 15 September 2013

Bima Suci

Bima Suci sebenarnya adalah Raden Bima/Bratasena/Werkodara. Setelah bertemu dengan Dewa Ruci di tengah-tengah Samodra Selatan dan memperoleh ajaran ilmu kasampurnanjati, ilmu manunggaling kawula lan Gusti, kemudian mendirikan pertapaan di wilayah Negara Astina yang disebut pertapaan Arga Kelasa.
Karena ilmu tersebut sangat mulia bagi kehidupan umat manusia di dunia, maka banyak kaum muda, kaum ksatria dan kaum tua pun yang berkeinginan menyerap ilmu tersebut, termasuk Pendeta Kendalisada Begawan Kapiwara atau yang lebih terkenal disebut Resi Anoman. Mungkin kalau di masa sekarang dapat dipersamakan dengan timbulnya seorang motivator, seorang psikolog atau psikiater, seorang konsultan, yang banyak membantu memecahkan kesulitan-kesulitan hidup di masyarakat.Oleh karena pertapaan Arga Kelasa berada di wilayah Negara Astina, maka tidak mengherankan bila Prabu Duryudana raja Astina dalam persidangannya membicarakan perihal keadaan tersebut di atas. Prabu Duryudana sangat resah hatinya, karena banyak para warga negara Astina yang terpengaruh oleh ajaran tersebut di atas, sehingga semua warga akan memihak kepada Sang Bima Suci yang sebenarnya Raden Bratasena atau Werkodara, salah satu dari Pandawa.

Semar

MAYA adalah sebuah cahaya hitam. Cahaya hitam tersebut untuk menyamarkan segala sesuatu.
Yang ada itu sesungguhnya tidak ada.
Yang sesungguhnya ada, ternyata bukan.
Yang bukan dikira iya.
Yang wanter (bersemangat) hatinya, hilang kewanterane (semangatnya), sebab takut kalau keliru.
Maya, atau Ismaya, cahaya hitam, juga disebut SEMAR artinya tersamar, atau tidak jelas.

Di dalam cerita pewayangan, Semar adalah putra Sang Hyang Wisesa, ia diberi anugerah mustika manik astagina, yang mempunyai 8 daya, yaitu:
1. tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan

kedelapan daya tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun atau kuncung. Semar atau Ismaya, diberi beberapa gelar yaitu; Batara Semar, Batara Ismaya, Batara Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong, tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia

Kamis, 09 Agustus 2012

kadangkala

wilujeng sedherek sedherek, iseng mawon niki ganti template, kersane radi benten.

Rabu, 24 Maret 2010

janma tan kena kinira

apa kang sira dulu, apa kang sira cipta,
sajatine manungsa ora kuwasa


Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti manusia tidak bisa diperkirakan (ditebak). 
 
Manusia adalah dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna di dunia karena memiliki bentuk fisik yang lengkap serta akal budi yang tidak dimiliki makhluk lain. Dalam akal budinya itu manusia bisa melahirkan atau mewujudkan hampir semua keinginan atau cita-citanya. Manusia bisa naik ke bulan yang sebelumnya dianggap sebagai mustahil. Manusia bisa menjelajah ruang angkasa yang semula dianggap hanya impian. Manusia bisa berkomunikasi antarmanusia meskipun masing-masing berada di benua yang berbeda dan dipisahkan oleh jarak yang teramat jauh. Manusia bisa melihat kuman atau bakteri yang tidak kelihatan oleh mata telanjang.
Contoh-contoh tersebut sebenarnya menunjukkan kebenaran dari pepatah di atas. Selain itu, nasib seorang manusia juga tidak pernah ada yang tahu secara persis. Manusia yang ketika masa kanak-kanaknya sengsara bisa saja setelah dewasa ia menemukan nasib baik menjadi manusia yang kaya dan bahagia. Demikian pula sebaliknya, manusia di masa mudanya berlimpah harta benda, pada masa tuanya bisa saja sengsara dalam kemiskinan dan bahkan sakit-sakitan.